Sabtu, 21 Januari 2012

Thanks to 2011 (Moments to Remember)


Kubuka pintu ruangku perlahan, sembari mengedarkan pandangan pada setiap sudutnya. Tak banyak yang berubah. Segalanya masih sama, kecuali aku. Ruang yang tahu segalanya tentangku. Ruang yang belakangan seperti tak lebih sebagai persinggahan sesaat. Ruang yang mulai cemburu.......  juga ruang yang selalu kurindukan.

Entah kenapa malam ini aku hanya ingin kesunyian. Segala racikan melodi seperti kehilangan pamornya. Tak ada jendela pemutar musik di sudut kanan seperti biasanya, juga tak ada film film yang sesungguhnya hanya tersimpan rapi tak tersentuh. Kesemuanya benar benar sunyi. Hanya ada dentingan jari jariku di atas papan ketik. Kaw tahu? Ini malam pergantian tahun. Malam dimana hampir semua manusia menunggunya, malam dimana jalan jalan menjadi begitu padat, malam dimana para polisi mendapat pekerjaan lebih, juga malam dimana para penjual terompet mendapatkan jatahnya. Tapi aku? Sungguh...... Aku hanya ingin kesunyian.

Kawan.. sadarkah? Atau ini hanya persepsiku saja. Banyak orang menyamakan kesunyian dengan kesepian. Tapi aku tidak. Itu dua hal yang berbeda. Sedari dulu selalu kukatakan, aku suka kesunyian namun tidak dengan kesepian. Bagi banyak jiwa yang melayang di antara gedung dan sekat sekat, terkadang modernitas terasa sangat membosankan. Laju mesin yang selalu berdesing, ceracau tiap tiap raga disegala sudut, perdebatan perdebatan tak berujung, dan tak lupa senyum senyum yang mungkin palsu. Ah.... aku rindu hijaunya alam, aku rindu ceracau kicau burung di pagi hari, aku rindu ketenangan, dan sekali lagi... aku rindu kesunyian.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kuhela nafas pelan, dan tersenyum simpul. Fikiranku menerobos pintu pintu memori yang bersambung satu dengan lainnya. Rumit, kawan. Tak semua tahu, dan tak semua ingin tahu. Terkadangpun lebih baik untuk kusimpan sendiri.

Kuakui tahun 2011 istimewa. Banyak sekali pengalaman hidup yang dapat aku petik direntang itu. Mungkin juga akan banyak manusia tak percaya jikalaupun aku uraikan. Tapi aku hanya ingin semua itu terkenang, lewat barisan kata kata, setidaknya untuk diriku sendiri.

Pada 2011 aku belajar, bahwa selama ada usaha, selalu akan ada jalan. Semua hal tergantung pada niat dari masing masing diri. Tak penting apapun kekurangan yang ada, asal mau mencoba, segalanya mungkin. Aku percaya bahwa setiap usaha, selalu berbanding lurus dengan hasil akhirnya. Tak dapat dipungkiri hal macam itu tak selalu terjadi, tapi setidaknya aku percaya. Karena aku tahu Tuhan mengikuti prasangka hamba-Nya. Bukankah berprasangka baik, lebih besar kemungkinan untuk juga berefek baik.

Bersama 2011, aku belajar membuka mata dan merentangkan sayap. Aku ingin buktikan bahwa dunia itu luas. Dan ya...eamang dunia itu luas. Aku mulai tidak sepakat dengan pribahasa kalau ‘dunia tak selebar daun kelor’. Ah.. itu hanya konstruksi saja. Dunia ini luas. Sungguh, sangat luas jika kita mau membuka diri. Keluar dari zona nyaman maka akan banyak sekali pengalaman yang bisa dipetik. Saat kita telah membuka diri, sebisa mungkin imbangi juga dengan membuka pikiran. Luas atau tidak, tergantung bagaimana cara kita memandang sesuatu. Aku suka bertemu jiwa jiwa baru, bertemu karakter karakter baru, dan menemukan yang belum pernah kutemui. Dari mereka aku belajar tentang hidup, dari mereka pikiranku terbuka, juga pada mereka senyum dan terima kasih tak terhingga kupersembahkan.

Dengan 2011, aku semakin bersyukur bahwa sunngguh, Allah menyayangiku. Dikaruniai-Nya diriku, kedua orang tua yang sungguh sangat bijak, dan tak henti menanamkan nilai nilai agama serta sosial yang luhur dihidupku.

Tak lupa pada 2011 aku semakin percaya, bahwa perpisahan selalu mengiringi pertemuan. Namun tak ada yang salah dengan pertemuan, dan juga tak ada yang salah dengan perpisahan. Aku percaya selalu ada hikmah disetiap perpisahan, dan tak ada yang sia sia dari sebuah pertemuan. Secara pribadi aku ucapkan terima kasih pada dia yang membuatku percaya bahwa segala sesuatunya mungkin. Bahwa bakat takkan pernah diketahui jika tak pernah dimulai. Walaupun sampai saat ini akupun masih belum yakin apakah ini bakat untukku. Tak hanya dia, seribu terima kasihpun kuucapkan pada dia, yang menyadarkanku bahwa hidup patut untuk dinikmati, bahwa tak salah untuk memberi ruang pada diri sendiri. Sekali lagi tak hanya dia, pada dia dan dia aku belajar bahwa pertemuan dan kisah adalah satu dan tak terpisahkan. Pun pada dia aku mulai faham bahwa terkadang menjadi tidak tahu itu lebih baik. Dan pada mereka, aku ucapkan terima kasih pada setiap goresan tinta yang tertoreh pada tiap lembar kosong. Sungguh, kutuliskan nama tiap mereka setelah titik terkhir.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lambat laun aku mulai tersadar kembali. Walau jari jariku masih saja melaju cepat diantara aksara, namun seulas senyum telah tersungging di wajahku. Seiring doa dan sebuah ketukan pintu, kububuhkan tanda pengakhir pada tulisan yang baru saja selesai kau nikmati.


P. S : thanks for enjoy this absurd script. WELCOME TO 2012. Lets make new hopes, new dreams, new ways with new spirit. Hopefully 2012 will be a better year. amin.  

Ingatan Tentang Kalian --> Madre (Dee)


Dalam ranah yang mereka sebut keabadian
Aku bersemayam bersama ingatan tentang kalian
Kudekap dan kuucap namamu satu demi satu
Sebelum cahaya melarutkan kita dan waktu

Walau tiada aksara di sana
Walau tiada wujud yang serupa
Tanpa pernah tertukar aku menemukanmu semua
Seperti engkau semua menemukanku

Empat, Lima, Enam
Berapapun banyaknya kita tersempal
Perlahan lebur menjadi tunggal
Dua, Satu, dan Kosong

Bersama kita lenyap menjadi tiada

#

Dalam ranah yang mereka sebut kehidupan
Aku dan kalian menangis dan meregang diantara ruang
Aku dan kalian sersesat dalam belantara nama dan rupa

Masihkah kaw mengenali aku?
Masihkah aku mengenalimu?

Jiwa kita tertawa dan berkata :
Berjuta kelahiran dan kematian telah kita dayakan
Berjuta kata dan sabda telah kita ucapkan
Berjuta wadah dan kaidah telah kita mainkan

Hanya untuk tahu tiada kasih selain cinta
Dan tiada jalinan selain persahabatan

Meski tak terkira banyaknya nama tercipta
Meski tak terhingga rasa menjadi pembeda
Aku akan menemukanmu semua
Sebagaimana engkau semua menemukanku

Sahabat, jika kita terpecah raga
Satu, jika kita memadu raga
Tiada, jika hanya jiwa

Inilah kenangan yang kucuri simpan
Saat ku bersemayam dalam ranah yang mereka sebut keabadian

Inilah kenangan yang kusisipkan di sela sela mentari dan bulan
Yang kelak mereka bisikkan saat kucari kalian

#

Dalam belantara yang dinamai kehidupan
Ingatan pertama dan terakhir

Yang mengikuti saat aku terlahir
Yang bersembunyi hingga kalian semua hadir
Yang menemani saat udara usai mengalir

Cinta dan Sahabat
Sahabat dan Cinta
Itulah jiwa yang terpecah dengan sederhana
Sisanya fana